JAM

Kamis, 28 Januari 2010

Tips Menidurkan Bayi

5 Metode menidurkan bayi agar orangtua dapat tidur dengan nyenyak.

Apa pun cara yang dipilih jangan abaikan kebutuhan rasa aman pada bayi.
Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Manfaatnya juga bisa dirasakan ibu dan ayah. Kualitas tidur orangtua bisa lebih baik jika bayi bisa tidur pulas sepanjang malam. Aktivitas dari pagi hingga sore hari pun bisa dijalani dengan lancar.
Masalahnya, bayi sering terbangun di malam hari bukan lantaran lapar atau gangguan lain, tetapi seperti diungkapkan Siobhan Stirling dalam bukunya Sleep, sebagian besar bayi terbangun di tengah malam karena perubahan fase tidur, dari tidur lelap ke tidur ringan.
Tidur ringan atau tidur REM (rapid eye movement) merupakan kondisi tidur dengan ciri-ciri antara lain, napas tidak teratur, tubuh cenderung tegang, dan bola mata bergerak-gerak di bawah kelopak mata. Dalam kondisi ini, bayi mudah terbangun dari tidurnya. Tidur jenis ini dialami bayi sejak berusia 6-7 bulan dalam kandungan. Sebagian besar bayi normal tidur dalam keadaan REM.
Sebaliknya, tidur nyenyak atau non-REM ditandai dengan keadaan sangat santai, relaks, berbaring tenang dengan detak jantung dan tarikan napas yang teratur, dan hampir tidak ber-mimpi. Sulit membangunkan bayi dalam fase tidur ini.
Bayi akan mengalami perubahan fase tidur dari REM ke non-REM. Bayi yang baru lahir, misalnya, begitu tertidur akan memasuki fase REM, tapi 20 me-nit berikutnya mengalami fase tidur non-REM. Terbangun saat perpindahan fase adalah hal biasa. Saat terbangun, mungkin bayi akan menangis dan mencari sang ibu. Tak jarang, ibu lantas menyusui atau menggendong bayi berkali-kali yang tentu saja mengganggu kualitas tidurnya. Tiap beberapa jam, ibu atau ayah harus terbangun dan menenang-kan sang bayi.

PILIH CARA YANG PALING SESUAI
Jika si bayi sering terbangun di tengah malam dan orangtua merasa kualitas tidurnya menurun, ada baiknya untuk mengajari bayi tidur. Sebenarnya ia bisa menenangkan diri sendiri dan kembali tertidur pulas setelah terjaga sejenak. Pilihlah metode yang paling sesuai dengan Anda dan si kecil seperti ditawarkan Stirling berikut ini:

1. BERSIKAP DINGIN
Metode ini merupakan metode “paling kejam”. Tetapi seperti janji Stirling, metode inilah yang paling jitu. Orangtua bisa mera-sakan efeknya dalam waktu tiga hari. Caranya dengan meletakkan bayi di tempat tidur. Setelah mengucapkan selamat tidur padanya, tinggal saja sampai ia tertidur dengan sendirinya.
Sebagian besar bayi akan menangis begitu orangtua menghilang dari pandangannya. Tapi lama-lama, karena tidak mendapat respons, bayi akan menyerah dan akhirnya tertidur. Mungkin saja bayi akan menangis lama. Terus terang, metode ini sangat keras dan menjadi pilihan yang sangat sulit bagi orangtua.
* Tip agar berhasil:
- Sebelum memulai metode ini, bayi harus aman dan nyaman. Perhatikan keadaan tempat tidurnya, pakaian, popok, dan perlengkapan lain.
- Kemauan, kesabaran, dan keteguhan adalah resep sukses metode ini.
- Kalau perlu, jelaskan pada tetangga mengapa si kecil sering menangis selama beberapa malam.
- Kuatkan tekad. Jika orangtua menyerah, bayi akan menjadikan tangisan sebagai senjata untuk memaksakan kehendak.
* Komentar pakar:
Tri Novida, Psi. menjelaskan, metode ini cukup berisiko. Bayi bisa saja menangis berjam-jam karena merasa tidak aman. Gangguan seperti gumoh, muntah, kolik, dan tersedak bisa membuatnya semakin tak nyaman bahkan menyakitkan. Selain itu, pada bayi-bayi tertentu, tindakan ini dirasakan sebagai pengabaian dan ia sulit mendapatkan rasa aman. Sangat mungkin anak kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang “tegaan”, selain membuatnya menjadi sosok penakut. Metode ini juga mengharuskan bayi memiliki kamar sendiri.

2. KENDALIKAN TANGISAN
Metode ini banyak digunakan orangtua di banyak negara dan cukup efektif menenangkan bayi setelah beberapa malam. Prinsipnya hampir sama dengan metode kesatu, yaitu biarkan bayi menangis. Bayi pun akan menyerah dan akhirnya tertidur. Bedanya, metode ini memberikan waktu jeda yang diperpanjang secara berangsur-angsur. Sebelum memulainya, orangtua bisa memutuskan berapa lama anak akan dibiarkan menangis, minimal satu menit. Setelah meletakkannya di tempat tidur, ucapkan selamat malam dan tinggalkan si kecil. Jika bayi tetap terjaga, kembalilah dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, misalnya 5 menit. Setelah bayi ditenangkan, tinggalkan lagi dan kembali dalam waktu yang lebih lama, begitu seterusnya hingga orangtua bisa meninggalkan bayi paling lama 20 menit.
Lakukan hal itu pada malam berikutnya. Secara perlahan tingkatkan jeda waktu sebelum memeriksa keadaan bayi. Misalnya, jangan kembali menengok si kecil sebelum 10 menit berakhir, lalu perpanjang waktunya hingga maksimal 25 menit. Pada malam ketiga, setelah 15 menit ibu baru bisa menengok bayi di boksnya, kemudian jeda diperpanjang menjadi 30 menit, dan seterusnya.
* Tip agar berhasil
- Lakukan 4 rutinitas pendukung agar bayi tenang (lihat boks).
- Gunakan jam atau stopwatch untuk memantau waktu jeda sebelum memeriksa kamar bayi dengan akurat.
- Agar Anda sendiri tidak gelisah, coba lakukan aktivitas menyenangkan saat menunggu waktu jeda.
- Jangan kembali jika bayi sudah terlihat tenang. Kedatangan orangtua hanya memancing bayi menangis kembali.
* Komentar pakar:
Meski lebih lembut dari metode pertama, cara ini mungkin tidak efektif, terutama bagi bayi-bayi berkarakter keras. Bayi juga bisa merasa dipermainkan perasaannya. Untuk si kecil dengan karakter yang lebih kooperatif, cara ini bisa dicoba. Kelebihannya, anak bisa belajar berpisah dari orangtua terutama ibunya tanpa kehilangan kedekatan emosi.

3. MEMBUJUK BERULANG
Ini metode terbaik bagi orangtua yang tidak bisa atau tidak tega membiarkan bayinya menangis. Yakinkan si kecil, bahwa Anda selalu berada di dekatnya dan mintalah dia untuk tidur. Penerapannya sebagai berikut: ucapkan kata-kata khusus pengantar tidur, lalu berjalanlah menjauh (bisa ke luar kamar). Bayi mungkin akan menangis. Jika itu terjadi kembalilah dan ucapkan kata pengantar tidur, lalu tinggalkan. Ulangi langkah-langkah itu sampai bayi tertidur.
* Tip agar berhasil:
- Lakukan 4 rutinitas pendukung agar bayi tenang (lihat boks)
- Jangan melakukan kontak mata atau mengubah suara menjadi lebih membujuk.
Metode ini, memerlukan waktu lama pada dua malam pertama. Tetapi orangtua harus tenang dan jangan terpengaruh. Selain itu, metode ini membutuhkan stamina yang tinggi dari orangtua, karena harus bolak-balik menenangkan.
* Komentar pakar:
“Metode ini lebih lembut dan manusiawi,” ungkap Tri. Ibu bisa mengontrol bayinya dengan lebih mudah. Rasa aman bayi juga terjaga karena masih bisa melihat ibu, meski agak berjauhan. Tempat tidur orangtua dan boks bayi bisa berada di dalam satu kamar.

4. BERI CIUMAN
Setelah meletakkan bayi di tempat tidur, ucapkan kata pengantar tidur dan berikan ciuman. Berjanjilah untuk kembali lagi dan memberinya ciuman. Mundurlah beberapa langkah sebelum memberikan ciuman kedua. Jika bayi bergerak-gerak minta digendong atau menangis, jangan menegurnya, tetapi baringkan kembali dan berikan ciuman perpisahan. Setelah beberapa hari, kita akan tahu jumlah ciuman dan waktu yang dibutuhkan.
* Tip agar berhasil:
- Jangan beri hadiah selain ciuman, seperti pelukan, percakapan, dan susu.
- Tegaskan, si bayi akan mendapat ciuman jika tetap berbaring.
- Jangan beri ciuman jika bayi sudah tertidur, karena bisa membangunkannya.
* Komentar pakar:
Cara ini juga bisa dicoba. Anak merasa diperhatikan dan dicintai. Ketika rasa amannya sudah tumbuh, kebutuhan diciumi supaya bisa tidur akan berkurang. Ia bisa menenangkan diri sendiri jika terbangun.

5. MUNDUR PERLAHAN
Baringkan si kecil, kemudian duduklah di sampingnya sampai ia tertidur. Di minggu-minggu berikut, perlahan-lahan berpindahlah sedikit lebih jauh dari tempat tidurnya, sampai akhirnya Anda tidak mesti berada di dalam kamar saat bayi tertidur. Ia mungkin akan menolak setiap kali orangtua bergeser dari sisi tempat tidur. Jika ibu tetap tenang dan tegas, penolakan tersebut akan berakhir hanya dalam waktu satu atau dua malam.
* Tip agar berhasil:
- Jangan lakukan kontak mata atau kegiatan apa pun dengan bayi. Bacalah buku agar dia sulit menarik perhatian Anda.
- Anda hanya bisa menjauh jika bayi telah terbiasa dengan posisi sebelumnya.
- Sesuaikan kecepatan berpindah dengan kemampuan bayi mengatasinya. Jika ia begitu cemas melihat “perpindahan” Anda, maka bergeserlah sedikit saja. Sebaliknya, jika ia tidak terganggu, Anda bisa mempercepat penarikan diri.
* Komentar pakar:
Metode ini bisa memakan waktu lama dan menguras stamina. Cocok bagi ibu yang tidak lelah. Kedekatan emosi, rasa aman, dan perasaan dicintai masih bisa dirasakan bayi.
Lima metode di atas bisa diterapkan sedini mungkin, meski ada orangtua yang baru menerapkannya setelah bayi berumur 3 bulan ke atas. Jadi, orangtualah yang paling tahu kapan harus memulainya. Satu hal yang pasti, apa pun metode yang diterapkan jangan pernah menyerah.

5 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Tri mengungkapkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum bayi tertidur, di antaranya:

1. BERI MAKANAN/MINUMAN YANG CUKUP
Banyak bayi sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu, penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur. Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi, si kecil tidak lagi sering terbangun di tengah malam. Yang perlu diperhatikan, ditinjau dari kesehatan gigi, kebiasaan memberikan susu di malam hari sebaiknya dihentikan setelah gigi bayi muncul (sekitar usia 6 bulan setelah masa ASI eksklusif). Sebagai gantinya, berikan air putih jika ia memang haus atau tenangkan bayi agar tidur kembali.

2. PEMILIHAN BAJU YANG TEPAT
Pilihlah baju untuk tidur yang nyaman. Sesuaikan ukurannya dengan tubuh bayi. Jangan terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil yang dapat membuatnya sesak. Pilih yang bahannya lembut. Baju tidur yang nyaman membantu bayi terlelap semalaman.

3. BERSIHKAN BADAN
Tubuh lengket karena keringat dan kotor sehabis makan dan bermain gampang membuat kulit bayi gatal-gatal yang mengganggu tidurnya. Sebaiknya, seka tubuh bayi dengan waslap basah sebelum tidur. Kalau perlu sapukan bedak ke lipatan kulitnya dan oleskan minyak telon di perut dan punggungnya. Cara itu bisa membuat bayi nyaman dan cepat tertidur.

4. ATUR KAMAR DAN RUANGAN
Atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur. Ini meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya. Anda bisa meletakkan boks di dalam kamar tidur, di samping ranjang orangtua atau di kamar tersendiri. Masing-masing pilihan ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika bayi sering gelisah dan terbangun dari tidur, ganjal sisi tubuhnya dengan bantal kecil atau buntalan selimut (bisa juga handuk lembut) sehingga bayi merasa ada yang menjaganya. Hindarkan juga suara bising yang membuatnya mudah terjaga.
Jangan gunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang bisa membuatnya sesak. Nyamuk memang sering membuat bayi tidak nyenyak tidur. Pakailah kelambu yang bisa melindungi bayi dari serangan nyamuk.

5. BUANG AIR SEBELUM TIDUR
Celana basah dan kotor bisa mengganggu tidur bayi. Karena itu, usahakan agar bayi buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) sebelum tidur. Memang, ini tidak menjamin bayi tidak BAB dan BAK di waktu malam, karena sering tidaknya bayi buang air dipengaruhi asupan minuman dan makanan, juga beragam faktor lain. Tapi setidaknya, bayi terbiasa mengatur jam biologisnya, termasuk untuk BAB dan BAK. Nah, agar bayi bisa tetap “kering” jangan biasakan memberinya susu jika ia bangun malam atau gunakan pospak. Kebutuhan nutrisi bayi 6 bulan ke atas sebaiknya dipenuhi pada pagi hingga 1-2 jam sebelum tidur malam saja.

4 RUTINITAS PENDUKUNG
Agar bayi dapat tidur teratur dan lelap, Tri yang berpraktik di Aditya Medical Center Jakarta menganjurkan para orantua untuk melakukan beberapa rutinitas. Pilihlah cara yang paling cocok dengan bayi Anda.
1. MENDONGENG
Dongeng dapat membuat bayi cepat terlelap. Pilihlah buku dongeng yang lucu, menarik, dan singkat. Bacakan secara lembut dan berulang-ulang. Tapi asal tahu saja, tidak semua bayi bisa menikmati cerita. Efektivitas cara ini juga sangat bergantung pada kemampuan orangtua mendongeng. Jika bayi kelihatan tidak tertarik jangan dipaksakan. Ganti dengan buku yang gambarnya lebih menarik, tidak terlalu banyak detail, atau cari cara lain yang lebih efektif.

2. BERNYANYILAH DAN BISIKKAN KATA-KATA MESRA
Lengkapi dongeng dengan nyanyian Nina Bobo atau lagu lain sejenis yang mampu menenangkan bayi. Begitu juga kata-kata penuh rasa sayang yang diucapkan sayup-sayup dan lembut. Semua itu bisa membuat bayi tenang. Ulangi kata-kata tersebut setiap kali meletakkan bayi di tempat tidur. Ketenangan merupakan kunci bayi tidur pulas.

3. SETEL MUSIK PENGANTAR TIDUR
Musik yang indah akan membuai bayi dengan cepat, terlebih jika ibu sudah terbiasa memperdengarkan musik sejak bayi masih dalam kandungan. Beberapa bayi berhasil ditenangkan dengan cara-cara ini. Cobalah, karena musik juga memberikan efek terapi yang dapat merangsang perkembangan otak bayi.

4. CIPTAKAN POLA HIDUP TERATUR DAN HINDARI STRES
Rutinitas yang dilakukan bayi sejak bangun tidur hingga menjelang tidur kembali (mandi, makan, main, buang air, membersihkan gigi dan mulut, mendengarkan dongeng, dan sebagainya) membantunya menemukan ritme kehidupan. Ritme teratur membuat bayi mampu melakukan antisipasi terhadap situasi sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh kestabilan emosi. Kestabilan ini sangat memengaruhi kualitas tidur bayi.
Kondisi psikis ibu juga sangat memengaruhi emosi bayi. Ibu yang stres akan memancarkan energi negatif pada bayinya sehingga ia ikut-ikutan cemas. Kecemasan jelas berpengaruh pada kualitas tidur bayi. Karena itu, agar bayi bisa tenang ibu juga mesti menjaga kondisi mentalnya supaya tetap stabil.

Reff : Nakita
diambil dari blessingkid.wordpress.com

Mitos Seputar ASI

Mitos tentang menyusui dapat mengurangi rasa percaya diri ibu maupun dukungan yang diterimanya. Berikut mematahkan mitos-mitos mengenai ASI dan menyusui.
Menurut UNICEF/WHO, empat mitos yang paling sering adalah [1]:

1. Sekali menghentikan menyusui, tidak dapat menyusui lagi. Jika bayi mendapat susu formula, ibu dapat menyusui kembali setelah terhenti sementara, dengan memberikan teknik relaktasi dan dukungan yang tepat. Keadaan ini kadang-kadang sangat vital dalam kondisi darurat.

2. Stres menyebabkan ASI kering. Walaupun stres berat atau rasa takut dapat menyebabkan terhentinya aliran ASI, akan tetapi keadaan ini biasanya hanya sementara, sebagaimana reaksi fisiologis lainnya. Bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat menghasilkan hormon yang dapat meredakan ketegangan, memberikan ketenangan kepada ibu dan bayi dan menimbulkan ikatan yang erat antara ibu dan anak.

3. Ibu dengan gizi kurang tidak mampu menyusui. Ibu menyusui harus mendapat makanan tambahan agar dapat menyusui dengan baik dan mempunyai kekuatan untuk juga merawat anaknya yang lebih besar. Jika kondisi gizi ibu sangat buruk, pemberian susu formula disertai alat bantu menyusui diharapkan dapat meningkatkan produksi ASI.

4. Bayi dengan diare membutuhkan air atau teh. Berhubung ASI mengandung 90% air, maka pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan diare biasanya tidak membutuhkan cairan tambahan seperti air gula atau teh. Pada kasus diare berat, cairan oralit (yang diberikan dengan cangkir) mungkin dibutuhkan disamping ASI.

Mitos lainnya
• ASI harus dibuang dulu sebelum menyusu. Alasannya, ASI yang keluar adalah ASI lama (basi). ASI tak pernah basi! Biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah ASI yang berwarna kekuningan dan kental; penampilannya memang seperti cairan tak segar. Padahal, ASI kekuningan tersebut yang paling baik mutunya. “Kandungan nutriennya paling tinggi dan memang diperolehnya pada tetesan ASI paling awal,” jelas Eric Gultom. Warna dan penampilan ASI putih keruh serta encer sering pula diasumsikan sebagai ASI kualitas jelek. Hal ini sama sekali tak benar! “Warna dan kejernihan ASI sangat tergantung bahan nutrien yang terkandung di dalamnya,” jelasnya lagi. Perlu diingat, tak ada ibu yang mempunyai ASI seputih dan seindah penampilan susu formula. Namun begitu, kualitas ASI tak dapat ditandingi oleh susu formula manapun.

• Usai melahirkan, ibu harus makan ayam arak agar tubuhnya hangat dan ASI-nya banyak atau minum jamu-jamuan untuk kesegaran ibu. Hal ini justru berbahaya karena sering berpengaruh terhadap kandungan nutrien ASI dan menyebabkan bayi kuning. Kandungan dalam ayam arak -mungkin araknya- dan jamu-jamuan, menurut observasi dokter dan para bidan, seringkali berkaitan dengan timbulnya kuning pada bayi, suatu keadaan yang secara medis disebut ikterus atau hiperbilirubinemia. “Bila kadar kuningnya tinggi, dapat membahayakan bayi karena, bahan kuning ini bukan hanya akan melekat di mata maupun kulit sehingga jadi kuning, tapi juga di sel-sel otak,” terang Eric.

• Bayi harus diberi pisang atau nasi kepal/ulek agar tak kelaparan. Salah dan berbahaya! Sistem pencernaannya belum sanggup mencerna atau menghancurkan makanan tersebut. Dengan demikian, makanan tersebut akan mengendap di lambung dan menyumbat saluran pencernaan, sehingga akhirnya bayi jadi muntah. Itulah mengapa, sebelum usia 6 bulan, bayi belum boleh diberikan makanan tambahan. Jadi, Bu-Pak, tak usah takut si kecil akan kelaparan. Toh, di usia tersebut, makanannya memang cuma ASI dan ia pun boleh menyusu ASI sepuasnya kapanpun ia menginginkannya.

• Bayi harus diberi susu lebih kental agar cepat gemuk. Salah! Susu yang sangat kental juga tak dapat dicerna dan menyebabkan endapan susu di lambung sehingga bayi jadi muntah.

• Bayi boleh diberi air tajin sebagai pengganti susu/pelarut susu. Air tajin tak dapat menggantikan susu karena kandungan nutriennya kurang; juga, tak perlu dipakai sebagai pelarut bila pengenceran susu dengan air matang sudah sesuai petunjuk pelarutan yang diberikan pada setiap kemasan susu kaleng.

• Susu kaleng perlu dicampur-campur (berbagai merek dagang) agar keunggulan masing-masing susu dapat dikonsumsi sekaligus oleh bayi. Jangan termakan iklan, dong! Semua keunggulan yang diiklankan tersebut tak ada yang dapat menyaingi keunggulan ASI.

• Susu formula lebih mencegah bayi kurang gizi dibandingkan ASI. Kekurangan gizi pada bayi bukan karena tidak minum susu formula, akan tetapi tidak diberikan ASI dan makanan pendamping secara benar. Akibat pemberian ASI dan pemberian makanan pendamping ASI yang salah, maka sekitar 6,7 balita atau 27,3 persen dari seluruh balita di Indonesia menderita kurang gizi. Sebanyak 1,5 juta di antaranya menderita gizi buruk. Dengan ASI ekslusif selama 6 bulan dan makanan pendamping yang tepat, bayi tidak saja tumbuh sehat dan cerdas tetapi juga mengalami pertumbuhan emosi dan intelektual yang prima. Selain itu, ASI juga meningkatkan emosi antara bayi dan ibu menjadi lebih erat. Hal itu disebabkan selama proses pemberian ASI terjadi kontak fisik karena bayi berada dalam pelukan ibunya.

• Jika bayi banyak disusui, bayi tidak mendapatkan cukup susu. Karena ASI begitu mudah dicerna, bayi yang umumnya minum ASI lebih mudah lapar dibanding bayi yang minum susu formula. Sebaiknya bayi baru lahir disusui setiap dua sampai tiga jam..

• Istirahat memberi ASI membantu menjamin lebih banyak susu. Lebih banyak ASI diberikan, lebih banyak pula ASI dihasilkan. Mengistirahkan jadwal menyusui sebenarnya dapat menurunkan suplai ASI. Satu cara menjamin agar ASI tetap banyak adalah tetap memberikan ASI secara teratur. ASI sebaiknya diberikan sedikitnya 9 sampai 10 kali per hari untuk menjamin produksi ASI.

• Susu formula membuat bayi tidur lebih baik. Penelitian menujukan bahwa bayi yang diberikan susu formula tidak tidur lebih baik meskipun bayi mungkin tidur lebih lama. Hal ini disebabkan botol susu tidak dapat dicerna dengan cepat, hal ini memungkinkan jangkauan lebih panjang diantara menyusui sehingga bayi tidur lebih lama.

• Bayi sebaiknya diberi ASI melalui botol karena bayi tidak menjadi bingung dan berhenti menyusui. Bayi menghisap susu pada puting tetapi menyusui pada payudara. Perbedaan antara dua aksi ini akan membingungkan bayi. Jika anda pikir perlu menambahkan pemberian ASI (terutama jika anda memiliki rencana kembali bekerja) anda sebaiknya mengenalkan btol pada bayi antara umur dua sampai enam bulan. Gunakan botol untuk satu atau dua kali menyusui per hari. Bayi akan belajar menyesuaikan pada botol tanpa kehilangan kemampuan menyusui pada payudara. Gunakan ASI ketika mencoba botol dan peluk bayi erat ke tubuh anda untuk mengemongnya.

• Menyusui merubah bentuk dan ukuran payudara atau kurang sensitif. Selagi hamil ada sedikit perubahan tampilan dan rasa payudara tetapi menyusuuui tidak menyebabkan perubahan apapun. Kenyataanya, menyusui dapat melindungi payudara. Penelitian menujukan wanita menyusui memiliki resiko lebih kecil terkena payudara dalam hidupnya.

• Jangan pernah membangunkan bayi untuk minum ASI. Sebagian besar waktu bayi akan membuat anda terjaga kira-kira dua setengah sampai tiga jam. Dalam beberapa contoh bayi mneyusui selama dua atau tiga jam kemudian tidur lebih lama dari biasanya. Jika bayi terbiasa tidur saat waktu menyusui, bangunkan bayi ketika waktunya makan. Ini penting bagi bayi untuk menyusui sesuai jadwal dan begitu juga anda untuk menjaga suplai ASI yang baik.

ASI Peras, Solusi Buat Ibu Bekerja

Jadi, Bu, tak ada alasan untuk tak memberi ASI eksklusif pada si kecil. Sangat dianjurkan menyimpan ASI peras di lemari es karena tahan 2 hari dan kualitasnya pun tak berubah.
Sekitar 70 persen ibu di Indonesia bekerja. Ini berarti, banyak ibu yang tak bisa menyusui. Namun bukan berarti si kecil tak bisa mendapatkan ASI sama sekali. Toh, ASI bisa diperas. Dengan begitu, si kecil bisa tetap memperoleh ASI, bahkan ASI eksklusif yaitu hanya ASI tanpa makanan tambahan apa pun hingga si kecil berusia 6 bulan.
Hanya sayang, ASI peras tak bisa menggantikan tindakan menyusui itu sendiri. Seperti diketahui, tindakan menyusui punya banyak pengaruh untuk pertumbuhan mental dan fisik bayi. “Kalau saja semua bayi mendapatkan exclusive breast feeding minimal 4 bulan, saya yakin tak akan ada tawuran seperti sekarang ini. Karena anak-anak yang diberi ASI akan tumbuh menjadi anak yang kepribadiannya baik, lantaran mereka tumbuh dalam keadaan yang dinamakan secure attachment, suatu suasana yang aman, hingga mereka akan mempunyai kepribadian yang baik,” tutur dr. Utami Roesli, SpA, MBA.
Itu sebab, ASI peras hanya dianjurkan bagi bayi-bayi yang ibunya bekerja. “Bila ibu tak bekerja atau si bayi bisa dibawa ke tempat di mana ibunya berada, harus diusahakan breast feeding atau menyusui langsung, bukan ASI peras,” lanjut ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu RS Sint. Carolus, Jakarta ini. Jadi, Bu, hanya bila situasi dan kondisinya tak memungkinkan untuk menyusui langsung, barulah si kecil boleh diberi ASI peras/perah. “Ibaratnya, tak ada rotan, akar pun jadi.”
POMPA PISTON
Namun sebelum kita memberikan ASI peras pada si kecil, ada beberapa “aturan” yang penting diperhatikan. Pertama, sebelum si kecil berusia 4 bulan, sebaiknya ASI peras/perah yang diberikan jangan menggunakan dot dulu karena si kecil akan “bingung puting.” Maksudnya, ia akan susah untuk kembali menyusu dengan benar pada payudara ibu. Kedua, bila sudah berada satu atap lagi dengan si kecil, hendaknya ASI peras yang masih ada jangan diberikan lagi, tapi bayi harus menyusu langsung pada ibu. Bukankah tindakan menyusui adalah rotan? Jadi, bila ada rotan, mengapa harus menggunakan akar?
Adapun cara “menabung” ASI peras, yang paling baik dan efektif dengan menggunakan alat pompa ASI elektrik. Hanya saja, harganya relatif mahal. Lagi pula, masih ada cara lain yang lebih terjangkau bila punya dana lebih, yaitu piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur.
Ironisnya, pompa-pompa yang ada di Indonesia jarang sekali berbentuk suntikan, lebih banyak berbentuk squeeze and bulb. Padahal, harga kedua pompa tersebut relatif sama. Namun bentuk squeeze and bulb tak pernah dianjurkan banyak ahli ASI. Soalnya, pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian bulb-nya (bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam) karena terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa sama/rata.

MEMERAH DENGAN JARI
Tentu saja ada yang lebih murah ketimbang pompa-pompa ASI tadi, yaitu memerah dengan jari. Cara back to nature ini amat sederhana dan tak perlu biaya. Namun agar hasil perahannya memuaskan, kita perlu mengenal sedikit anatomi payudara.
Seperti dijelaskan Utami, payudara terdiri tiga komponen yang prinsipil, yaitu “pabrik” (di daerah berwarna putih), saluran, dan “gudang” (di daerah warna cokelat atau areola) ASI. Ketiganya seperti bejana berhubungan. “ASI diproduksi di ‘pabrik’nya yang berbentuk seperti kumpulan buah anggur. Setiap ‘pabrik’ ASI dilalui otot-otot. Bila otot-otot ini mengkerut, ia akan memompa ASI ke salurannya menuju ‘gudang’. Nah, agar pabrik memproduksi ASI lagi, syarat utamanya ASI di ‘gudang’ harus habis lebih dulu. Bila ‘gudang’ kosong, barulah ‘pabrik’ akan mengisinya kembali, begitu seterusnya,” papar Utami.
Jadi, pada prinsipnya kita harus bisa mengeluarkan ASI yang ada di “gudang”. Caranya, tempatkan tangan kita di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, lalu dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar jari tetap di tepi areola, jangan sampai menggeser ke puting. Ulangi secara teratur untuk memulai aliran susu. Putar perlahan jari di sekeliling payudara agar seluruh saluran susu dapat tertekan. Ulangi pada sisi payudara lain, dan jika diperlukan, pijat payudara di antara waktu-waktu pemerasan. Ulangi pada payudara pertama, kemudian lakukan lagi pada payudara kedua. Letakan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperas.
CARA MENYIMPAN
Sebenarnya, tutur Utami, memerah ASI hampir sama dengan mengeluarkan pasta gigi. Bila kita hanya menekan ujung pasta gigi, tentu pastanya tak akan keluar. Jadi, kita harus menekan agak ke belakang. “Bila tak keluar banyak, kemungkinan teknik ibu salah. Mungkin cara memerah susunya seperti melakukan massage payudara. Ini tak akan mengeluarkan ASI, karena yang ditekan pada massage payudara adalah ‘pabrik’ ASI bukan ‘gudang’nya. Kan, kita tak bisa langsung mengeluarkan ASI dari ‘pabrik’ tapi harus melalui ‘gudang’ dulu.” Jadi, bila tekniknya sudah benar, lama-kelamaan memerah ASI akan menjadi pekerjaan biasa. Waktu yang dibutuhkan pun tak sampai setengah jam, tapi susu yang terkumpul bisa mencapi 500 cc, lo.
Setelah diperah, ASI harus di simpan dengan baik agar dapat bertahan lama. Menurut Utami, di udara terbuka, ASI perah bisa tahan 6-8 jam, tapi bila ditaruh di kantong plastik lalu dimasukan termos dan diberi es batu, akan tahan kira-kira 1X 24 jam. Lain lagi bila ASI perah dimasukan di lemari es, bisa tahan 2X24 jam. Sedangkan bila dimasukkan dalam freezer, bisa tahan 3 bulan.
Namun dari semua cara penyimpanan tadi, lebih dianjurkan untuk memasukkan ASI ke dalam termos dan lemari es. “Sudah dibuktikan, lo, ASI perah yang dimasukkan ke termos dan lemari es tak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah.” Tak demikian halnya jika dimasukkan dalam freezer, “ASI akan mengalami perubahan dalam hal jumlah imunoglobulin, yaitu protein molekul yang berfungsi sebagai daya tahan tubuh, karena ada yang mati akibat kedinginan.”
SUAPI PAKAI SENDOK
Selanjutnya, ketika ingin memberikan ASI perah pada si kecil, kita harus menghangatkannya dulu. Namun jangan dipanaskan di atas api, lo, karena mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati kepanasan. Beberapa buku dari luar menganjurkan untuk menyiram ASI dengan running tap water, tapi di Indonesia, kan, jarang ada keran yang berisi air hangat. Jadi cukup dengan mangkuk yang diisi air hangat (suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita gunakan untuk mandi atau suhu tubuh). Adapun lama penghangatan tergantung suhu ASI, tapi prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan langsung. Nah, setelah selesai bisa langsung diberikan pada bayi.
Namun cara pemberiannya jangan pakai botol susu dan dot, melainkan disuapi pakai sendok. Kalau si kecil langsung menyusu dari botol, lama-lama ia jadi “bingung puting”. Jadi, ia hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke mulut bayi. Jadi, kalau si kecil sudah “bingung puting”, tak heran bila ia gagal mengeluarkan ASI di “gudang”nya. Salah satu tanda posisi si kecil salah menyusu ialah payudara ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar.
Tak usah cemas si kecil akan kekurangan ASI berapapun jumlah ASI perah yang dikeluarkan. Memang, pada awalnya si kecil akan gelisah dengan jumlah yang mungkin lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi, kok. “Maksimal pada hari keempat, bayi akan sudah terbiasa. Seberapa pun ASI yang ada, akan diminum. Kalau ditinggali 500 cc, akan diminum; begitu juga 300 cc, bahkan 200c. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi tak akan kekurangan ASI. Itu sudah dibuktikan, lo,” tutur Utami.
Nah, Bu, tak ada lagi yang perlu dicemaskan, bukan? Ingat, lo, meski bunda bekerja, si kecil tetap bisa mendapatkan ASI ekslusif!`

sumber: http://asi.blogsome.com/category/memeras-asi-dan-ibu-bekerja/

Kiat Memberi ASI Eksklusif

Masa cuti berakhir. Padahal masa pemberian ASI eksklusif pada bayi belum berakhir. Bisakah ASI Eksklusif dilanjutkan? Mia resah. Bayinya baru berusia 3 bulan, masih dalam masa pemberian ASI Eksklusif sampai buah hatinya berusia 6 bulan, namun masa cuti kerjanya sudah berakhir. “Bagaimana melanjutkan ASI eksklusifnya. Masa sih harus dicampur dengan susu formula. Sayang kan?”
Benar! Alangkah sayangnya dan ruginya jika pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai gagal. Pernahkah melihat bayi macan diberi makan daging? Atau, bayi kambing atau sapi, makan rumput? Sebelum usianya cukup, semua bayi mamalia makan air susu, termasuk bayi manusia.
Usia cukup bagi bayi manusia untuk mendapat makanan lain selain air susu ibu adalah setelah 6 bulan. Dari usia 0 hingga 6 bulan bayi harus mendapat ASI eksklusif, yakni pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring dsb., sampai usia bayi 6 bulan, menurut hasil penelitian, positif membuat bayi mendapat nutrisi terbaik; meningkat daya tahan tubuhnya, meningkat kecerdasannya, dan meningkat jalinan kasih
(bonding) dengan bunda (dan ayah).
Sayangnya, seperti Mia yang bekerja, juga Mia-Mia yang lain, masa cuti melahirkan hanya 3 atau 4 bulan saja. Masih ada ada 2 - 3 bulan lagi untuk memberikan ASI Eksklusif. Itu memang dilema. Bagaimana melanjutkan pemberian ASI eksklusif atau hanya malam hari memberi ASI, siang dengan susu formula?
Beri ASI Perah
Namun, Dr. Utami Roesli SpA, MBA.IBCLC, pakar ASI, meyakinkan bahwa setelah masa cuti berakhir, ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif. “Rugi sekali jika ibu hentikan. Sebab, usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu. Selain itu. ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang jika diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi yang tidak mendapatkannya,” tegas Utami.
Untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk memberikan yang terbaik untuknya, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. “Ibu tetap bisa memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor,” ujar Utami yang juga ketua Lembaga Peningkatan dan Pengembangan (LPP) ASI Rumah Sakit St. Carolus.
ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Apa tidak basi? Menurut Utami, sampai waktu tertentu dan dengan penyimpanan yang benar, ASI tidak akan basi. Misalnya, ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan di thermos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau disimpan di kulkas ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi. Jika disimpan di frezeer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan.
Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar car! Memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara 15 menit. ASI ini bisa diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah, misalnya plastik gula, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu pemerahan, misal plastik pertama, kedua, dst. Berikan pada bayi sesuai urutan pemerahan.
Persiapan dan Pemberian
Untuk memberi bayi ASI perahan, jauh-jauh hari sebelum masa cuti berakhir ibu memang harus menyiapkan diri sendiri dan bayi. Apalagi jika si buah hati merupakan anak pertama. Beratnya meninggalkannya memang luar biasa. Apalagi siang hari tak bersamanya dan tak menyusuinya pasti berat. Di kantor, saat payudara membengkak karena produksi ASI tak disusu bayi, ingatan ibu pastilah pada buah hati di rumah.
Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting. Pertama, adalah mempersiapkan mental untuk meninggalkan bayi dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di rumah. Kedua, persiapan dengan mulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan di kulkas. Esok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada bayi.
Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. “Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak bingung putting. Sampai bayi usia 5 bulan, bisa terjadi bingung putting,” tegas Utami. Bingung putting terjadi jika ibu yang biasa memberi Asi lewat payudara, lalu bayi disusui dengan botol, maka ketika akan diberikan lewat payudara lagi bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara.
Persiapkan Mental ‘Pengasuh’
Tetap memberi ASI selama ibu bekerja di kantor berarti ibu harus memupuk kerjasama dengan pengasuh. Ini bukan hal mudah. Apalagi jika yang ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Kalau mereka tidak punya pemahaman yang sama tentang pemberian dan manfaat ASI eksklusif, ditambah pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan padat, akan sedikit menyulitkan.
“Tapi, jangan menyerah. Pelan-pelan jelaskan sama ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, dan bahwa usus bayi belum siap mencerna makanan. Begitu juga jelaskan pada pengasuh, kerjasama orangtua dengan pengasuh di rumah ini juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif ” tegas Utami.
Memang di hari-hari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok. Jadi, tak perlu resah jika harus kembali bekerja, bukan?
Pemberian ASI Perahan
• Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu).
• Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas.
• Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
• Jangan gunakan oven microwave untuk menghangatkan agar zatzat penting ASI tidak larut/hilang.
• Berikan dengan sendok.

Simpan ASI Praktis dan Awet
• Taruh ASI dalam kantung plastik polietilen (misl plastik gula); atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
• Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
• Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).
• Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+3-6 bulan)
• Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke refrigerator semalam sebelumnya, esoknya baru cairkan dan hangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke refrigerator.(Dewi Yamina)
Sumber: Tabloid Ibu & Anak